Senin, Mei 18, 2009

Bintang Bola Muslim di La Liga Spanyol Tetap Berpuasa

Belum pernah ada perdebatan seramai bulan Ramadhan
tahun ini di Spanyol. Apa pasal? Sejumlah pemain bola
Muslim lokal yang menjadi andalan, ternyata menurut
pemberitaan media massa, tetap berpuasa meskipun
mereka terpilih sebagai pemain di la Liga, sebuah
kompetisi sepak bola paling bergengsi di Spanyol.
Awalnya, media massa yang bertiras minim menempatkan
head linenya, soal pemain sepak bola Muslim Spanyol
yang tetap berpuasa meskipun mempunyai jadwal
bertanding. Berita itu kemudian menaikkan tajam tiras
media tersebut. Maklum, tahun ini sejumlah pemain bola
beragama Islam banyak yang menjadi bintang melebihi
tahun-tahun sebelumnya, dalam liga Spanyol.
Di kesebelasan Bercelona, Real Madrid, Spanyol,
Sevilla, para bintang sepak bola Muslim menjadi tulang
punggung kesebelasan yang sangat diandalkan. Tim sepak
bola Bercelona, mempunyai tiga orang pemain kelas
internasional yang beragama Islam. Ditambah lagi
pemain Muslim lainnya yang berada di peringkat kedua
dan ketiga.Dalam tim Bercelona, ada Yaya Toure asal
Prancis yang dalam Eurosport 2005, Toure dinobatkan
sebagai pemain sepak bola muda yang paling menjanjikan
di dunia. Sejak pertama bergabung dengan Klub
Barcelona, Toure tidak menyembunyikan agama yang
dianutnya. Ia menyatakan tidak ada kontradiksi antara
menjadi pemain sepakbola yang sukses dengan menjadi
seorang Muslim yang taat. Ada lagi, Eric Abidal yang
dikontrak empat tahun oleh Bercelona. Di tim Spanyol,
ada Lilian Thuram yang juga seorang Muslim. Sementara
di Real Madrid terdapat bintang bola Muslim bernama
Mammadou Diarra.
Inilah yang memunculkan perdebatan di kalangan pecandu
dan pengamat bola. Bukan karena agamanya, tapi mereka
mempertranyakan tentang stamina para jago bola itu di
lapangan bila harus berpuasa. Sebelum ini aa juga
perdebatan tentang Eric Abidal, bintang tim Bercelona,
karena ia kerap membawa Al-Quran menjelang
pertandingan dan terkenal sebagai seorang Muslim yang
taat.
Menurut kolumnis Spanyol Philip Fivanco, para bintang
bola beragama Islam yang berlaga di La Liga memang
menghadapi ujian berat tahun ini. Mereka di satu sisi
dikenal sebagai orang yang baik dalam beragama, tapi
di sisi lain mereka harus harus bermain profesional
yang menuntut maksimal perannya sebagai pemain bola.
Tony Tramways, seorang dokter Spanyol, mengatakan
beberapa waktu terakhir dirinya telah menerima
permintaan dari sejumlah pemimpin tim untuk mengetahui
informasi makanan yang baik selama berpuasa di bulan
Ramadhan. Tapi permintaan itu tidak disertai uraian
latar belakang, apakah itu terkait dengan adanya
pemain Muslim yang akan bertanding di bulan Ramadhan
atau tidak.
Tim sepak bola Sevilla, yang juga merupakan salah satu
tim di La Liga Spanyol, mempunyai cerita sendiri
tentang kemenangan yang diperoleh justru ketika
bintang mereka yang beragama Islam tetap berpuasa saat
bertanding. Adalah Frederick Kanoute tahun lalu tetap
yakin dan berusaha puasa di bulan Ramadhan. Justru
karena berpuasa itu, Kanoute mendapat support luar
biasa dari para penggemarnya, dan dia ternyata mampu
bermain bagus dalam kompetisi. Pelatih tim Sevilla
mengaku tak mau berdiskusi lagi tentang kuatnya
Kanoute dalam menjalankan kewajiban agamanya. Kanoute
bahkan diketahui sering mendirikan shalat di ruang
ganti pakaian, saat jeda pertandingan. Saat sejumlah
orang menggugat sikapnya yang tetap berpuasa dalam
pertandingan, dalam sebuah konferensi pers ia menjawab
tegas, �Siapa yang tidak mengetahui ajaran Islam,
tidak akan tahu bahwa puasa memberi kekuatan, dan
bukan kelemahan. � Setelah itu, tak ada lagi pihak
yang mengkritisi Kanouti soal komitmennya menjalankan
Islam. (na-str/iol)

sumber : http://www.jokam.com

0 komentar:

Posting Komentar