Selasa, Oktober 20, 2009

MUI Medan: LDII Bukan Organisasi Terlarang

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan menegaskan, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) bukan organisasi keagamaan terlarang. “Sebaliknya, organisasi ini dibutuhkan untuk membina umat Islam dalam kemaslahatan,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, diwakili Syafii Susanto MA, saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Kenaziran Masjid Al Hakim Lingkungan II, Mabar Hilir, bekerja sama dengan LDII Kecamatan Medan Deli, kemarin.

“Pada kurun waktu 2005-2006, saya sempat menerima instruksi Departemen Agama agar memantau aktivitas LDII di Masjid Alfalah. Tapi, setelah dicermati, ternyata ajaran LDII sesuai dengan Al Quran dan Hadis,” papar Syafii Susanto, di hadapan ratusan warga LDII yang memadati halaman Masjid Al Hakim.

Menurutnya, instruksi memantau aktivitas LDII muncul akibat organisasi keagamaan itu terkesan tertutup dan ekslusif. “Saya mengimbau masyarakat tidak terjebak dalam pandangan kasat mata saja. Sebelum menilai, hendaknya mengetahui secara mendalam, sehingga tidak menimbulkan fitnah seperti yang menimpa LDII,” tegasnya.

Tokoh LDII di Kecamatan Medan Deli, Ir Mahlil Gultom membenarkan kesan tertutup dan ekslusif ini.
Dikatakannya, selama ini aktivis LDII memang tidak pernah gembar-gembor dalam melaksanakan kegiatan, terutama di bidang syiar keagaamaan.

“Kesan tertutup dan ekslusif itu justru menimbulkan kecurigaan masyarakat, bahkan menuai isu yang menyatakan ajaran LDII sesat. Padahal, kita hanya ingin menegakkan syiar Islam dalam rangka beribadah kepada Sang Khalik. Untuk itu, sejak dua tahun terakhir, LDII mencoba membuka diri kepada masyarakat,” tegasnya.

Camat Medan Deli, diwakili Lurah Mabar Hilir, Erwin, menyambut positif keterbukaan LDII. Ia mengaku telah mendengar aktivitas positif LDII di masyarakat dalam membangun akidah umat.
“Khusus di Lingkungan II, Mabar Hilir ini, sejumlah kegiatan yang digagas LDII setempat bersama masyarakat terbukti mampu mengarahkan secara positif potensi masyarakatnya. Untuk anak-anak, ada kegiatan pencak silat yang tergabung dalam Perguruan silat nasional Aman Sehat Ampuh Damai (Persinas ASAD), ada wadah Sentral Komunikasi (Senkom) mitra Polri binaan Poldasu dan juga pengajian rutin secara intensif. Bahkan, kalangan remaja di Lingkungan II ini tidak lagi mengenal waktu malam Minggu karena terlibat pengajian. Artinya, ini merupakan suatu kegiatan yang positif dan patut didukung,” tuturnya.

Sedangkan Ustadz Drs Nurtuah SAg, dalam tausiahnya menjelaskan pentingnya memperingati Maulid Nabi.
“Melalui peringatan Maulid ini, kita diharapkan mampu mengembangkan prilaku yang terpuji di tengah masyarakat,” ungkapnya. (Sumber: http://www.harian-global.com/news.php?item.37914.23)




1 komentar:

darkfarmer mengatakan...

betulll... keep posting.. :D

Posting Komentar