Selasa, November 17, 2009

Celoteh : Nyamuk

Konon, nyamuk itu adanya hanya di daerah tropis dan sub-tropis. Selain di daerah lintang tersebut - antara 35o LS dan 350 LU, tidak dijumpai adanya nyamuk. Oleh karena itu, bagi kita yang tinggal di Indonesia tak lekang dengan urusan nyamuk ini. Bahkan makin hari makin berkembang saja tingkat kompleksitasnya. Dulu hanya dikenal nyamuk penyebar malaria (anopheles), nah sekarang sudah berkembang nyamuk penyebar DB alias demam berdarah yaitu si aedes aegipty. Dengan tingkat evolusi yang semakin hari semakin meresahkan. Sebab yang tadinya timbul bercak merah – darah, sekarang bahkan tanpa harus ada bintik - bintiknya. Yang jelas trombosit jadi patokannya, drop di bawah normal dengan ciri lain demam yang juga bisa menjadi ciri atau gejala sakit selainnya. Rumit kan?

Ngomong – ngomong tentang nyamuk, saya punya cerita. Istri saya di rumah tidak bakalan bisa tidur, kalau ada satu ekor nyamuk saja yang terbang sambil berdengung terdengar telinganya. Apalagi kalau temannya banyak. Oleh karena itu, ia paling rajin berurusan dengan nyamuk ini. Apalagi dengan meningkatnya eskalasi tingkat bahaya nyamuk seperti sekarang. Jadi tambah lebih waspada atau mendekati phobia. Beli obat nyamuk elektrik. Kurang mantep beli yang spray. Kurang mantep juga beli yang cair dan menyemprotkannya sendiri. Tak ketinggalan juga yang jenis oles seperti autan. Lengkap sudah perkakas untuk membasmi nyamuk ini. Walau begitu, nyamuk – nyamuk itu tak pernah jera. Patah tumbuh hilang berganti, kayak semboyan TNI. Sebab hari ini habis dibasmi, besoknya ada lagi dan lagi. Setiap pintu dan jendela pun sudah dipasangi kasa nyamuk. Kurang apa coba? Namun tetap saja ada nyamuk yang datang dan datang. Entah sampai kapan.

Berbeda dengan kelakuan saya. Saya paling akur dengan nyamuk – nyamuk ini, seperti lagunya ratu ttm teman tapi mesra. Kalau cuma satu sampai tiga nyamuk yang bersliweran, saya masih dengan entengnya pergi tidur. Pakai ngorok lagi. Kecuali kalau nyamuknya sudah rombongan dan menyerang laksana F-16, saya baru menyerah, dan nggak bisa tidur. Pernah suatu ketika saya diajak teman (Mas Mugi) ke bilangan Jakarta (nyusul Mas Huri) di bilangan Cilandak Pasar Minggu, dan malamnya terpaksa menginap di sebuah musholla. Di situ saya benar – benar kolap. Meradang menghadapi serangan nyamuk yang nggak ketulungan. Inilah mungkin nyamuk metropolitan yang garang dalam sejarah hidup saya. Tanpa autan, tanpa sarung, tanpa kipas. Benar – benar pasrah bongkoan. Hanya rasa capek yang sangat waktu itu yang mampu menidurkan saya. Di tengah badai gempuran nyamuk yang membabi buta. Mungkin ribuan jumlahnya yang menyerang kami berdua.

Dau tahun di Jambi, saya hanya menghabiskan satu botol baygon spray ukuran kecil. Itu pun saya beli saat anak – anak berkunjung ke Jambi. Karena SOP dari istri saya harus begitu. Setelah itu, tak pernah ada pembelian lagi. Saya cukup enjoy ketika beranjak ke peraduan mendengar dengung nyamuk. Selesai doa saya pasti berharap, mudah – mudahan nyamuk – nyamuk ini membangunkan saya di kesempatan 1/3 malam yang akhir. Dalam hati pun berujar, darah yang terhisap mudah-mudahan menjadi bagian shodaqoh. Kalis ing sambi kala. Yang penting tidak kena penyakit akibat gigitan nyamuk ini. Alhamdulillah. Walau begitu, kalau melihat sang nyamuk sudah gendut dan gemuk, susah terbang, karena penuh dengan darah, saya bernafsu juga untuk memburunya. Sewot juga.

Maka yang terjadi selanjutnya, ketika saya pulang ke Jakarta sering nggak sreg dengan tingkah istri itu. Dialog pun dilakukan. Menurut saya, terlalu banyak racun yang terhirup oleh tubuh, kalau pola seperti itu terus dilakukan. Dan itu tidaklah baik untuk kesehatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu usaha teknis - mekanis perlu ditingkatkan. Selain memasang kasa nyamuk, kini istri juga sedia raket penyetrum nyamuk, makhluk Allah yang kebanyakan dikenal sebagai musuh manusia di belantara tropis ini. Namun jarang kita yang tersadar, akan peringatan Allah lewat nyamuk ini. Simaklah firmanNya; “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang menentang mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS al-Baqoroh 26)

Mungkin hanya kedunguan kita saja, sehingga tidak bisa mengambil manfaat dari gambaran Allah lewat nyamuk ini. Contoh yang gampang, kalau nyamuk musnah, tentu produsen obat nyamuk juga sirna. Dan berapa orang yang akan kehilangan pekerjaan dan penghasilan? Beribu penelitian dilakukan. Beribu percobaan disusun. Untuk sebuah formula. Justru darinya banyak manfaat yang berguna buat manusia. Hanya kesadaran dan kearifan ditambah dengan kesabaran yang akan menuntun kita untuk menemukan rahasiaNya. Jangan sampai kita putus asa dan mengutuk keadaannya seperti orang – orang yang menentang itu, untuk apa ini semua? Jadikanlah ia sebagai jembatan untuk semakin mendekat kepadaNya.

Wassalamu'alaikum,
Fami

Sumber : http://jokam.com

0 komentar:

Posting Komentar