Sabtu, November 07, 2009

Jatuhnya Pasar Saham Amerika Serikat Tahun 1929

AMERIKA SERIKAT

29 Oktober 1929

Kerugian Senilai Lebih dari $30 Miliar

Anda harus mengantre untuk melompat dari jendela, dan para spekulan elah menjual tempat di Sungai Timur.

- Will Rogers, seorang pelawak yang memberikan komentar setelah peristiwa jatuhnya pasar saham tahun 1929

Antrean memanjang di sepanjang lobi, keluar dari pintu ganda bank, turun hingga ke blok dan di seputar pojok. Lusinan orang yang ada dalam antrean ini berada di ambang kepanikan, tetapi sebagian besar berusaha keras memelihara sikap tenang. Menjelang berakhirnya hari itu, sebagian besar orang akan kehilangan uang yang mereka miliki di bank. Nyaris tak seorang pun berhasil mencapai loket untuk menarik apa yagn mereka miliki sebelum bank tutup, dan akhirnya gagal, salah satu dari empat ribu bank atau lebih yang tidak mampu bertahan dengan semakin berkurangnya simpanan mereka yang dipicu oleh jatuhnya bursa saham pada tahun 1929.

* * *

Calvin Coolidge tidak pernah melihat kedatangannya dan Herbert Hoover membuatnya menjadi bertambah memburuk.

Banyak sejarawan berpendapat bahwa keengganan Presiden Coolidge untuk menerapkan pembatasan pemerintah terhadap spekulasi pasar saham mengacu pada jatuhnya Pasar Saham tahun 1929.

Herbert Hoover dipersalahkan telah menyebabkan Depresi Besar yang memperburuk jatuhnya Pasar Saham ini dengan menandatangani Pajak Smoot-Hawley, yang membebankan pajak yang sangat tinggi terhadap barang-barang impor. (Ribuan pelaku ekonomi telah memohon kepadanya untuk memveto pajak ini, tetapi ia tidak melakukannya.) Tujuan Smoot-Hawley adalah mengurangi barang-barang impor yang juga bisa diperoleh di Amerika Serikat, dan oleh karenanya melindungi pabrikan Amerika yang kecil. Namun demikian, hasil yang diperoleh tidaklah sesuai yang diharapkan. Hasilnya adalah perang dagang internasional yang semakin memperdalam dan memperlama Depresi Besar.

Menjadi perdebatan mengenai benar tidaknya Kejatuhan Pasar Saham adalah satu-satunya penyebab Depresi Besar. Karena banyak penyebab Depresi Besar di Amerika Serikat dan depresi di berbagai tempat di seluruh dunia yang dipicu olehnya, maka agaknya memang tidak tepat untuk mencoba memandang sebuah peristiwa sebagai penyebab sesuatu yang begitu besar skalanya.

Namun demikian, sebagai sebuah peristiwa tunggal, jatuhnya Pasar Saham tahun 1929 telah menempati peringkat sebagai salah satu bencana finansial domestik dalam sejarah.

Pada hari Kamis tanggal 24 Oktober 1929, Amerika memperoleh sebuah tinjauan tentang hal-hal yang akan terjadi. Pada hari itu, nilai saham merosot tajam, dan Bursa Saham New York telah berubah menjadi ajang kepanikan dan kekalutan para pelaku pasar yang mencoba membuat saham apapun yang bisa mereka buang sebelum kehilangan segalanya. Pada hari itu terdapat lebih dari 1.100 orang pelaku pasar untuk menangani permintaan menjual. Pada hari yang normal, 750 orang sudah cukup. Suatu desas-desus telah tersebar di kalangan penduduk New York bahwa telah terjadi sejenis keadaan darurat finansial yang akan terjadi dalam waktu dekat, sehingga ribuan orang berkumpul di gedung Wall Street, berusaha keras mencoba mengetahui apa saja yang bisa mereka ketahui tentang apa yang sedang terjadi di dalam gedung tersebut.

“Berita apa yang kau dengar?” “Berapa besar kejatuhan pasar?” “Apa yang harus kita lakukan?” Semua pertanyaan-pertanyaan ini mendengung di antara kerumunan orang yang gelisah, saat mereka yang telah berhasil masuk ke anjungan pengunjung telah keluar.

Winston Churchill pun berada di anjungan pada hari itu, dan ia mungkin menyaksikan dengan tercengang bersama orang-orang lainnya saat nilai saham makin merosot, merosot dan merosot.

Pada pukul satu siang, keanjlokan ini berhenti saat sekelompok bankir terbesar telah “memberikan sumbangan” dengan cara melakukan investasi sebesar $20 juta pada saham yang terpenting. Tindakan ini tampaknya merupakan suatu trik, dan sekitar dua per tiga kerugian pada hari itu telah dipulihkan menjelang berakhirnya perdagangan pada hari itu.

Namun demikian, keadaan tenang ini hanya sementara saja, dan setelah beberapa hari turun-naik secara tajam, maka pasar saham ini jatuh pada tanggal 29 Oktober, “Selasa Gelap,” saat $15 miliar kekayaan telah hilang dalam waktu sehari. Sebelum perekonomian pulih, jumlah ini telah berlipat ganda, mengakibatkan kekayaan berjumlah lebih dari $30 miliar telah lenyap dari perekonomian Amerika Serikat.

Analogi terdekat dari apa yang terjadi pada para pemegang saham individual pada tanggal 29 Oktober 1929 adalah apa yang terjadi pada para pemegang saham Enron saat perusahaan mengajukan kebangkrutan pada awal tahun 2002. CNN banyak mewawancarai pegawai yang telah menginvestasikan seluruh dana pensiun mereka pada saham Enron, dan yang telah kehilangan segalanya saat nilai saham ini menjadi tak berharga. Saham salah seorang pegawai Enron bernilai $1,2 juta sebelum perusahaan ini bangkrut. Setelah itu jumlah dana pensiunnya bernilai $5.500. Ia mengatakan pada CNN bahwa dirinya berencana untuk mengulang semuanya dari awal lagi. Orang ini usianya lima puluh tiga tahun saat diwawancarai.

Jatuhnya pasar saham telah menyebabkan kerusakan besar terhadap perekonomian Amerika Serikat. Peristiwa ini adalah salah satu faktor yang telah menyebabkan Depresi Besar. Dalam waktu tiga tahun sejak tanggal 29 Oktober, jumlah pengangguran telah meroket dari tujuh juta orang menjadi enam belas juta orang.

Apa yang telah menyebabkan keruntuhan ini?

Sejumlah penyebab yang dikemukakan selama enam dekade terakhir adalah harga saham yang terlalu mahal, tindakan penipuan yang dilakukan para broker, pembelian yang berlebihan, kebijakan Cadangan Federal yang buruk, penipuan perusahaan terhadap masyarakat tentang keamanan investasi mereka dan kesehatan perusahaan di mana masyarakat melakukan investasi, ketidakkompetenan Presiden Hoover, dan berbagai penyebab lainnya, beberapa di antaranya akan mempermalukan para pencipta teori konspirasi yang paling paranoid.

Setelah peristiwa ini, pemerintah segera memotong tingkat bunga, yang kemudian meningkatkan persediaan uang, tetapi melakukan kesalahan tingkat bunga pada tahun 1931, sehingga menurunkan ketersediaan uang dan sangat menghalangi pertumbuhan perekonomian.

Membutuhkan waktu lebih dari satu dekade bagi perekonomian Amerika Serikat untuk pulih kembali, dan selama periode ini, bangsa Amerika akan hidup melewati Dust Bowl, Hoovervilles, kebangkrutan, penyitaan hipotek, dan juga depresi nasional secara psikologis.

Perang Dunia II dan tuntutan produksi serta angkatan kerjanya – yang bisa dikatakan sebagai pertumbuhan yang dipaksakan merupakan penyelamatan perekonomian.

Orang pasti akan bertanya-tanya akan berapa lama Depresi ini terus berlangsung jika Amerika tidak terlibat perang pada tahun 1941.




0 komentar:

Posting Komentar