Sabtu, November 14, 2009

Kekeringan, Wabah Kelaparan dan Epidemi di Cina pada Abad Keempat Belas

1333-1347
Lebih dari 9.000.000 Orang Tewas



Sang Mahakuasa telah memanggil dunia bersama semua makhluk hidupnya ke dalam sebuah gambar hidup, mengungkapkan diri-Nya terutama dalam bentuk ketandusan wabah yang besar. Kekuatan ciptaan telah tiba dalam bentuk tabrakan ganas; kekeringan atmosfer yang panas; gempa bumi; kabut air yang membanjir, menandakan kehancuran. Alam tidaklah puas dengan pergantian antara kehidupan dan kematian, dan malaikat penghancur melambai di atas manusia dan mengacungkan pedangnya yang menyala.

* * *

Wabah kelaparan, kadang kala diselingi oleh wabah sampar yang bersifat (qualitas occulta) bermusuhan terhadap manusia. Hal ini sering kali terbentuk oleh sebab lain, dimana dokter menyadari bahwa penularan ini layak diperhitungkan; dan layak dipuji karena berpandangan bahwa epidemi cacar air adalah sebab yang pasti dari wabah ini, sebagaimana juga halnya pendapat para dokter dan orang-orang Timur pada masa kini.

- J.F.C. Hecker, The Black Death -

Kemurkaan Berbagai Elemen

Selama lebih dari satu dekade, Cina telah dihancurkan oleh serangkaian bencana alam, melalui serangkaian cara, telah merenggut nyawa lebih dari 9 juta orang, dan telah melahirkan epidemi terburuk yang pernah dikenal oleh umat manusia, Black Death.

Walaupun bukanlah peristiwa tunggal, periode dalam sejarah Cina ini dipandang secara inklusif, karena hilangnya nyawa terjadi secara monumental dan tanpa henti. Kenyataannya, kejadian ini tampaknya menghasilkan suatu “kesimpulan,” sebagaimana dikatakan oleh Profesor J.F.C. Hecker dalam The Black Death. “Banjir dan kelaparan telah menghancurkan berbagai wilayah,” tulis Hecker, hingga tahun 1347, di mana kemurkaan berbagai elemen ini telah surut di Cina.

Profesor Justus Friedrich Carl Hecker adalah salah satu profesor paling termasyhur dalam bidang kedokteran, dan spesialisasinya adalah sisi historis obat-obatan, dan pengungkapannya terhadap penyebab kehadiran dan penyebaran penyakit ini serta dampaknya terhadap sejarah umat manusia. Tulisannya yang berjudul The Black Death pada tahun 1832 adalah suatu penelitian paling menyeluruh dan saksama tentang wabah ini di Eropa. Profesor Hecker juga menyediakan informasi berharga mengenai periode antara tahun 1333 hingga 1347 di Cina, periode yang telah melahirkan Black Death di Eropa, yang mulai pada tahun berakhirnya periode ini di Cina.

Periode ini diawali dengan musim kemarau yang membakar di Cina Tenggara, di area antara Sungai Kiang dan Hoai. Sebagaimana halnya yang selalu terjadi pada musim kemarau jangka panjang, hasil panen layu, ternak kelaparan, dan terjadi wabah penyakit. Saat angka kematian memuncak dan orang-orang berdoa untuk hujan, dewa apa pun yang mereka sembah memang mengabulkan permohonan mereka, dan mengirim hujan sangat lebat yang telah membinasakan lebih dari 400.000 orang. Saat orang-orang yang selamat berusaha mengatasi tragedi ini, gempa bumi telah menyebabkan runtuhnya Gunung Tsincheou yang terletak tak jauh dari sana, diikuti dengan terbelahnya bumi sehingga merenggut lebih banyak korban jiwa lagi.

Bulan-bulan awal tahun berikutnya, 1334, nyaris mencapai tingkat kematian yang sangat besar. Mula-mula, kota Kanton di sebelah selatan (sekarang Guangzhou) yang saat itu menjadi ibu kota kekaisaran Cina, telah dikepung oleh banjir yang sangat besar. Pada saat bersamaan, kota Tche mengalami kekeringan parah, sehingga memunculkan suatu wabah (mungkin pes) yang telah merenggut nyawa lebih banyak lagi.

Beberapa bulan kemudian, daerah yang sama telah dihantam oleh gempa bumi kuat yang telah menyebabkan gunung runtuh dan meluapnya kawah raksasa. Menurut Hecker, salah satu “danau” yang baru saja terbentuk mencapai lebar seratus lima puluh kilometer. Seribu orang telah tenggelam di lubang maut yang dibentuk oleh gempa bumi ini.

Pada tahun berikutnya, tahun 1335, di daerah Honan (sekarang Hunan), kekeringan melanda selama lima bulan, membawa wabah dalam berbagai bentuk jenisnya, jenis wabah sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci: awan belakang turun ke daratan dan melahap apa pun dan segala sesuatu yang tumbuh. Tentu saja, saat panen telah hilang dan kurangnya hujan telah menghalangi segala sesuatu untuk tumbuh, hasilnya adalah kelaparan, diikuti oleh merebaknya wabah. Puluhan ribu orang tewas.

Pada tahun 1336, bagian selatan Cina dilanda gelombang naik turun yang mengerikan, dalam hal kekeringan yang diikuti banjir, kombinasi yang berdampak terjadinya wabah kelaparan terburuk dalam sejarah. Pada tahun 1337, wabah ini telah membunuh 4 juta jiwa. Tentu saja, kematian dan kelaparan sebanyak ini diikuti oleh semakin banyaknya belalang, begitu pula dengan banjir yang terjadi secara berkala, dan kemudian gempa bumi yang terjadi selama enam hari penuh.

Pada tahun 1338, kota kuno Kingsai dan wilayah yang mengelilinginya telah dihantam oleh gempa bumi yang dilaporkan berlangsung selama sepuluh hari. Fakta ini mungkin dibesar-besarkan, tetapi kerusakan dan kematian lagi-lagi menebarkan kawanan belalang kelaparan, yang makin menambah penderitaan ini.

Tahun 1339 kembali melanjutkan rentetan bencana di Cina. Dari buku berjudul Black Death karangan Hecker dikutip:

Gunung Hong-tchang telah runtuh, dan mengakibatkan banjir besar yang menghancurkan; dan setelah hujan selama tiga bulan, diikuti oleh genangan air di Pien-tcheon dan Leang-tcheou, yang telah menghancurkan tujuh kota …

Tahun 1340 hingga 1343 telah membawa bencana gempa bumi, yang terjadi berulang kali di Cina; tahun 1344 membawa tsunami sangat besar yang menghancurkan kota Ventcheou; tahun 1345 telah menyaksikan banjir dan wabah kelaparan, kali ini di Ki-tcheou, dan periode ini diakhiri oleh banjir pada tahun 1346 di Kanton, lebih banyak wabah kelaparan, dan apa yang disebut oleh Hecker sebagai “petir bawah tanah,” yang memiliki makna tunggal sebagai gemuruh gempa bumi.

Wabah yang diawali tahun 1333 dan menghancurkan Cina kemudian berpindah ke Eropa selama lebih dari lima belas tahun, kemudian wabah ini muncul untuk pertama kalinya di Konstantinopel (Turki) pada bulan Desember tahun 1347. Wabah berpindah ke Eropa dalam bentuk kutu yang menumpang pada bulu kucing, yang menumpang kapal dagang yang menuju ke negara-negara Eropa.

Berapa pun jaraknya, kapan pun saatnya, setiap orang bisa menjadi korban penyakit yang berasal dari sudut lain bumi ini.

1 komentar:

kunizzul mengatakan...

waduh bahaya penyakit berjangkit ni
bisa mengorbankan banyak nyawa ya

Posting Komentar